Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam jago pun belum melakukan tugasnya. Namun pak Raden telah keluar dari kediamannya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-seolah tidak mempan akan hembusan angin pagi yang berusaha membekukan kulitnya.
Tangannya yang kekar memikul sebuah cangkul ditangan kirinya sedangkan ditangan kanannya memegang sebuah bingkisan besar.
Pada saat ia melangkah kan kakinya menuju sawahnya, langkahnya tiba-tiba terhenti oleh tangisan anak bayi yang merusak keheningan pada saat itu. Dengan rasa takut pak Raden mencari sumber datangnya suara tangisan itu.
Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang yang sangat mungil dan lucu tergeletak di bawah pohon beringin besar itu.
Comments
Post a Comment